
Disiplin Membentuk Karakter
"Disiplin merupakan kunci utama dalam membentuk karakter yang baik, dan hal itu dapat dibangun melalui kebiasaan yang dilakukan secara konsisten," tutur Ani Sulistyarningsih, S. Pd., dalam amanatnya selaku Pembina Upacara pada Senin (21/07/2025).
Menurutnya, kebiasaan ini dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti yang tercantum dalam 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan makanan sehat dan bergizi, gemar belajar, aktif dalam kehidupan bermasyarakat, serta tidur lebih awal.
"Jadi, disiplin itu dimulai dari diri kita sendiri. Jika hal-hal kecil dilaksanakan secara terus-menerus dan konsisten, maka itu akan menjadi sebuah karakter," ujar Waka Kurikulum.
"Sama halnya seperti dalam belajar. Belajar itu tidak harus menunggu disuruh, atau hanya dilakukan ketika akan menghadapi tes atau ujian saja. Belajar harus lahir dari kemauan diri sendiri. Itulah yang disebut dengan disiplin," lanjutnya dengan tegas.
Kepada seluruh peserta upacara, Ani Sulistyarningsih menyampaikan bahwa disiplin memiliki manfaat yang sangat penting. Disiplin bukan sekadar mengikuti aturan, tetapi merupakan bekal berharga yang akan terasa manfaatnya lima hingga sepuluh tahun ke depan. Baik dalam dunia kerja, usaha, maupun dalam kehidupan berumah tangga, sikap disiplin akan menjadi pondasi utama dalam meraih kesuksesan dan menjalani kehidupan yang teratur.
“Ketika nanti kamu terjun ke masyarakat, di dunia kerja misalnya, kamu dituntut untuk mulai bekerja pukul setengah delapan. Tapi kalau kamu terbiasa berangkat siang, itu akan membentuk karakter malas dalam dirimu. Dan karakter itu akan mempengaruhi pada pekerjaanmu,” ungkapnya.
Guru Bahasa Inggris ini menekankan pentingnya membangun budaya disiplin sejak dini. Disiplin, menurutnya, dapat dimulai dari kebiasaan sederhana seperti bangun pagi dan melaksanakan salat. Ia menegaskan bahwa salat bukan hanya kebiasaan, melainkan kewajiban yang harus dijalankan dengan penuh kesadaran.
Setelah itu, siswa diharapkan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah tepat waktu, mengingat jam masuk sekolah adalah pukul tujuh pagi. Oleh karena itu, seluruh siswa diminta untuk mampu merancang dan mengelola waktu sebaik mungkin agar tidak terlambat.
Tak hanya itu, di lingkungan sekolah pun siswa harus memiliki komitmen tinggi terhadap tanggung jawab yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Guru. Tanggung jawab tersebut harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, tanpa menunggu perintah, pengawasan, atau paksaan dari orang lain.
Akhir amanatnya, menegaskan bahwa kemauan untuk melakukan hal yang benar secara konsisten, meskipun tanpa pengawasan atau perintah, akan membentuk karakter yang baik dan bermanfaat di masa depan.
"Kalau belum apa-apa sudah kalah dengan rasa malas, maka sulit untuk menjadi orang yang sukses. Karena hal-hal besar selalu diawali dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten," pungkasnya.